Untuk Disentri, Kencing Manis, Lancar ASI
Saat berbuka puasa ada makanan khas yang kerap dihidangkan di meja, yakni kolak. Di dalamnya terdapat pisang, ubi jalar, dan kolang-kaling.
Tak hanya untuk kolak, ubi jalar (Ipomoea batatas poir) pun sering dijadikan aneka penganan tradisional di berbagai daerah. Selain itu, tanaman ini juga dimanfaatkan sebagai campuran ramuan tradisional berkhasiat obat. Banyak orang yang menganggap bahwa akibat mengonsumsi ubi jalar adalah 'buang angin'.
Benarkah begitu? Menurut ahli pengobatan tradisional, Prof HM Hembing Wijayakusuma, ubi jalar memang bermanfaat untuk mengatasi masuk angin dan kembung. Di samping itu, masih banyak lagi penyakit yang bisa diatasi oleh ubi jalar, seperti disentri, kencing manis, rabun senja, memperbanyak air susu ibu (ASI), dan lain-lain.
Di masyarakat Indonesia ubi jalar sudah banyak dikenal dan dengan mudah ditemukan di pasar-pasar tradisional. Ubi jalar ini tergolong umbi-umbian dari tumbuhan semak bercabang. Batangnya gundul dan kadang-kadang membelit. Dari batangnya terdapat getah.
Daunnya berbentuk segitiga berlekuk dan menjadi 3-5 lekukan dengan tangkai yang panjang. Bunganya berbentuk payung, terdapat di tiap ketiak tangkai daun. Bunganya sering kali tak menjadi buah.
Konon tumbuhan ini berasal dari Amerika tropis. Ia bisa hidup subur di ketinggian 1 meter - 2.200 meter di atas permukaan laut. Tumbuhan ini hidup liar menjalar. Ada tiga jenis ubi jalar, yaitu ubi berumbi putih, merah, dan ungu.
Khasiat ubi jalar didapatkan dari kandungan kimia yang ada di dalamnya. Kandungannya meliputi protein, lemak, karbohidrat, kalori, serat, abu, kalsium, fosfor, zat besi, karoten, vitamin B1, B2, C, dan asam nikoninat. Dari kandungan tersebut ubi jalar berkhasiat sebagai tonik dan menghentikan pendarahan.
Kandungan itu didapatkan dari umbi dan daunnya. Untuk mengatasi penyakit tertentu, penggunaan ubi jalar bisa dilakukan dengan cara pengobatan luar dan dalam. Pengobatan luar memanfaatkan umbi dan daunnya dengan cara memarut atau menghaluskan bahan dari ubi jalar, lalu ditempelkan ke bagian yang sakit. Contoh penyakit yang bisa diatasi dengan pengobatan seperti ini adalah keseleo, luka terpukul, eksim, bisul, dan herpes.
Untuk pengobatan dalam, bahan-bahan umbi direbus atau dibuat masakan sesuai selera. Guna mengatasi masuk angin dan perut kembung, yang dimanfaatkan adalah ubi jalar berwarna merah yang ditambah jahe, kayu manis, cengkeh, kapulaga, dan gula merah. Semuanya direbus, airnya lalu diminum.
Ubi jalar merah juga dapat digunakan untuk mengobati penyakit kuning, pembengkakan, rematik, asam urat, pegal linu, dan rabun senja. Semua penyakit ini dapat diatasi dengan meminum air rebusan ubi jalar merah dicampur bahan-bahan lainnya. Khusus untuk rematik, asam urat, dan pegal linu, selain air rebusannya yang diminum, ubi rebusnya juga dimakan. Khusus untuk rabun senja, bukan air rebusannya yang diminum, melainkan ubinya yang dimakan.
Ubi jalar putih dan jenis lainnya juga bisa dimanfaatkan untuk mengobati sakit tenggorokan, kencing manis, melancarkan peredaran darah, dan menurunkan kolesterol. Caranya pun dengan meminum air rebusan ubi jalar. Namun, pengobatan sakit tenggorokan diatasi dengan meminum air seduhan bubuk ubi jalar putih. Bubuk itu didapatkan dari ubi yang dikeringkan dan ditumbuk hingga menjadi bubuk.
Daun ubi jalar dimanfaatkan untuk mengatasi cacingan pada anak-anak dan melancarkan buang air besar. Untuk mengatasi cacingan, daun ubi dijus, lalu diminum. Sedangkan untuk melancarkan buang air besar, daun ubi jalar direbus dan airnya diminum, atau dibuat masakan sesuai selera, lalu dimakan.
(wed )
Saat berbuka puasa ada makanan khas yang kerap dihidangkan di meja, yakni kolak. Di dalamnya terdapat pisang, ubi jalar, dan kolang-kaling.
Tak hanya untuk kolak, ubi jalar (Ipomoea batatas poir) pun sering dijadikan aneka penganan tradisional di berbagai daerah. Selain itu, tanaman ini juga dimanfaatkan sebagai campuran ramuan tradisional berkhasiat obat. Banyak orang yang menganggap bahwa akibat mengonsumsi ubi jalar adalah 'buang angin'.
Benarkah begitu? Menurut ahli pengobatan tradisional, Prof HM Hembing Wijayakusuma, ubi jalar memang bermanfaat untuk mengatasi masuk angin dan kembung. Di samping itu, masih banyak lagi penyakit yang bisa diatasi oleh ubi jalar, seperti disentri, kencing manis, rabun senja, memperbanyak air susu ibu (ASI), dan lain-lain.
Di masyarakat Indonesia ubi jalar sudah banyak dikenal dan dengan mudah ditemukan di pasar-pasar tradisional. Ubi jalar ini tergolong umbi-umbian dari tumbuhan semak bercabang. Batangnya gundul dan kadang-kadang membelit. Dari batangnya terdapat getah.
Daunnya berbentuk segitiga berlekuk dan menjadi 3-5 lekukan dengan tangkai yang panjang. Bunganya berbentuk payung, terdapat di tiap ketiak tangkai daun. Bunganya sering kali tak menjadi buah.
Konon tumbuhan ini berasal dari Amerika tropis. Ia bisa hidup subur di ketinggian 1 meter - 2.200 meter di atas permukaan laut. Tumbuhan ini hidup liar menjalar. Ada tiga jenis ubi jalar, yaitu ubi berumbi putih, merah, dan ungu.
Khasiat ubi jalar didapatkan dari kandungan kimia yang ada di dalamnya. Kandungannya meliputi protein, lemak, karbohidrat, kalori, serat, abu, kalsium, fosfor, zat besi, karoten, vitamin B1, B2, C, dan asam nikoninat. Dari kandungan tersebut ubi jalar berkhasiat sebagai tonik dan menghentikan pendarahan.
Kandungan itu didapatkan dari umbi dan daunnya. Untuk mengatasi penyakit tertentu, penggunaan ubi jalar bisa dilakukan dengan cara pengobatan luar dan dalam. Pengobatan luar memanfaatkan umbi dan daunnya dengan cara memarut atau menghaluskan bahan dari ubi jalar, lalu ditempelkan ke bagian yang sakit. Contoh penyakit yang bisa diatasi dengan pengobatan seperti ini adalah keseleo, luka terpukul, eksim, bisul, dan herpes.
Untuk pengobatan dalam, bahan-bahan umbi direbus atau dibuat masakan sesuai selera. Guna mengatasi masuk angin dan perut kembung, yang dimanfaatkan adalah ubi jalar berwarna merah yang ditambah jahe, kayu manis, cengkeh, kapulaga, dan gula merah. Semuanya direbus, airnya lalu diminum.
Ubi jalar merah juga dapat digunakan untuk mengobati penyakit kuning, pembengkakan, rematik, asam urat, pegal linu, dan rabun senja. Semua penyakit ini dapat diatasi dengan meminum air rebusan ubi jalar merah dicampur bahan-bahan lainnya. Khusus untuk rematik, asam urat, dan pegal linu, selain air rebusannya yang diminum, ubi rebusnya juga dimakan. Khusus untuk rabun senja, bukan air rebusannya yang diminum, melainkan ubinya yang dimakan.
Ubi jalar putih dan jenis lainnya juga bisa dimanfaatkan untuk mengobati sakit tenggorokan, kencing manis, melancarkan peredaran darah, dan menurunkan kolesterol. Caranya pun dengan meminum air rebusan ubi jalar. Namun, pengobatan sakit tenggorokan diatasi dengan meminum air seduhan bubuk ubi jalar putih. Bubuk itu didapatkan dari ubi yang dikeringkan dan ditumbuk hingga menjadi bubuk.
Daun ubi jalar dimanfaatkan untuk mengatasi cacingan pada anak-anak dan melancarkan buang air besar. Untuk mengatasi cacingan, daun ubi dijus, lalu diminum. Sedangkan untuk melancarkan buang air besar, daun ubi jalar direbus dan airnya diminum, atau dibuat masakan sesuai selera, lalu dimakan.
(wed )
0 komentar:
Posting Komentar